KONFLIK HORIZONTAL GKIP (Gereja Kemah Injil Papua) DAN GKII (Gereja Kemah Injil Indonesia)
Situasi politik Papua kian hari semakin bertambah, situasi social
masyarakat yang harmonis kini harus dipisahkan dengan jurang maut.
Hubungan social masyarakat yang erat, kini menjadi rusak oleh
kepentingan politik di Papua umumnya. Rasa ketidak nyamanan antara
keluarga, saling menjatuhkan antara yang satu dengan yang lain, ini
merupakan kondisi rill saat ini di Papua. Padahal orang papua dikenal
akan rasa KASIH yang diajarkan oleh Tuhan. Tetapi Kasih itu memang
sangat mahal untuk situasi saat ini, karena yang ada hanyalah egoism,
dalam segala hal. Oleh karena itu, saat –saat seperti inilah gereja
mempunyai peran besar dalam mempersatuakan kembali hubungan tersebut.
Gereja mempunyai peran besar dalam melayani masyarakat.
Gereja-gereja di Papua sangat dihargai dan dihormati baik, entah itu
siapa pun dia, dari golongan mana pun. Karena gereja di papua mempunyai
peran penting dalam melayani, menyelamatkan umat/masyarakat. Banyaknya
demodominasi gereja yang ada dipapua sehingga membuka harapan yang lebih
besar untuk membuat suatu perubahan kearah yang baik. Sehingga setiap
persoalan yang datang dapat dengan mudah diselesaikan dengan mencari
jalan keluar/solusi dengan baik.
Akan tetapi, situasi kondisi papua kini semakin memanas ketika gereja
dibawah ke rana politik praktis. Kondisi gereja yang kini terbawa dalam
rana politik praktis tidak akan bertahan lama, yang ada hanyalah
konflik pada gereja. Hal ini menyebapkan umat/masyarakat yang tidak tahu
menahu ikut secara langsung menjadi objek bagi para pemilik kepentingan
yang dari gereja. Hal yang lain juga masyarakat secara tidak langsung
terpecah, artinya ada jurang pemisah dalam satu gereja. Karena
masyarakat awam belum mengerti betul apa itu politik praktis, belum
peka. Sehingga dengan muda, orang mengambil kesempatan tersebut, untuk
kepentingan seseorang. Masyarakat/umat dijadikan objek semata.
Gereja kini dijadikan alat untuk mencapi tujuan kepentingan poltik di
Papua. Ini fakta yang terjadi di seluruh polosok Papua. Pendeta,
gembala, majelis terlibat secara langsung dalam poltik praktis. Otomatis
umatnya juga pun akan di adukan dalam persaingan. Yang lebih krusialnya
adalah dalam satu gereja ada 2 sampai 3 calon dalam bursa pencalonan
baik di legislative maupun eksekutif. Dari situasi ini dapat dianalisis
bahwa umatnya juga pun akan pecah menjadi kelompok-kelompok.
Konflik GKIP dan GKII
Hubungan masyarakat pada gereja di wamena kini menjadi rusak, yang
berawal dari dua kubu yang saling mempertahankan egonya, hanya untuk
mempertahankan nama gereja GKII dan GKIP. Yang katanya letak Sinode GKIP
harus berpusat di Papua, sementara kelompok gereja GKII maunya agar
tetap di berpusat Jakarta. Jika dilihat sebenarnya tidak jadi persoalan
ketika kelompok kepentingan politik tidak ikut campur. Gereja tidak
perlu untuk mencapuri urusan politik secara langsung. Tetapi yang
menjadi persolanan ketika gereja masuk secara langsung dalam politik
praktis, yang menyabapkan hubungan masyarakat pada gereja menjadi rusak.
Sehingga yang terjadi seperti di wamena, bahwa konferensi yang
dilakukan oleh GKII di gereja Efata wamena diserang oleh kelompok GKIP.
Pasalnya GKII dilarang untuk melakukan kegiatan, baik itu konferensi
hingga kegiatan yang berkaitan dengan GKII lainnya. Hal seperti ini
merupakan sangat jelas, bahwa sadar atau tidak sadar kita orang Papua
sedang diadu-dombakan oleh Jakarta melalui elit local yang berhubungan
langsung dengan gereja. Karena Jakarta tahu bahwa gereja mempunyai peran
penting. Hal ini yang harusnya kita sebagai orang gereja mengambil
sikap dalam menghadapi persoalan seperti ini. Masyarakat akademik, awam
dan kelompok yang lainnya sudah sangat jenuh melihat polemik gereja ikut
terlibat secara langsung dalam politik praktis
Hal lain yang seharusnya dilakukan oleh tokoh gereja sesuai dengan
prinsip –prinsipnya adalah siapapun dia tokoh agama, gereja, pendeta,
gembala, tidak boleh dan tidak dapat terjun secara langsung pada rana
politik praktis. Karena tugas mulia nya adala menyelamatan umatNya.
Ada indikasi bahwa perseteruan gereja GKIP dan GKII ini berlangsung
karena untuk kepentinga jabatan baik di MRP, DPRP dan Eksekutif,
sehingga gereja dibawah masuk secara langusng dalam perseteruan ini.
Upaya pendamaian juga pun sudah dilakukan oleh Bupati kabupaten
Jayawijaya, namun beberapa hari belakang ini yang bertepatan dengan
diadakannya konferensi wilayah, kembali diserang oleh kelompok GKIP di
gereja efata wamena.
Hal ini merupakan sebuah kesalah pahaman dan salah MENAFSIRKAN oleh
masyarakat. Peran dari pada Bupati dan Jarannya adalah memberikan
pemahaman kepada masyarakat agar benar-benar mengerti. Namun hingga kini
tidak adanya peran dari pemerintah daerah terutama bupati, sehingga
konflik ini akan muncul kapan pun.
Sebenenarnya apa tugas seorang Hamba Tuhan ?
By Kossay_Gerry