Penulis : Yermias Degei
Gereja Kemah Injil (KINGMI) Papua, Dr. Benny Giay. Foto:Ist
Jayapura, MAJALAH SELANGKAH -- Hari ini, Sabtu, (6/4/13),
Gereja Kemah Injil (KINGMI) Papua merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51.
Perayaan ibadat syukuran digelar di Klasis masing-masing di tanah Papua. Perayaan di Jayapura dipusatkan di Gedung Olah Raga.
Bertepatan dengan perayaan HUT ke-51 ini, Ketua Sinode,
Pendeta Benny Giay menyampaikan tiga pesan penting secara tertulis kepada
jemaat yang dipimpinnya. Sambutan tertulis dibacakan pada perayaan syukuran di
masing-masing Klasis.
Pesan
pertama Doktor Benny lebih menekankan kembali nazar yang telah dibuat pegurus
KINGMI Papua pada saat perayaan 50 tahun KINGMI Papua (Pesta Emas) pada 6 April
2012 lalu di Gedung Olah Raga (GOR) Jayapura, Papua.
"Merayakan HUT
KINGMI tahun ini secara baru. Tidak asal merayakan HUT ini. Ini berarti kita
rayakan HUT ini dengan sadar akan nazar yang telah kita buat tahun lalu pada
tanggal 6 April 2012, bahkan kita akan menjaga gereja ini, baik baik itu baik
waktunya maupun tidak,"demikian isi pesan pertama.
Pesan kedua dititikberatkan pada perdamaian di Papua
dan ajakan kepada warga untuk kembali kepada budaya kerja serta disiplin. Juga,
ia tekankan soal menanam benih-benih kehidupan dengan perhatikan pendidikan
anak.
"Tindakan kita dalam perayaan tidak hanya di situ. Kita
mengambil tanggung jawab untuk menabur kenih kedamaian, kemajuan perdamaian,
kerja keras, disiplin (Mazmur 126:5-6) mulai di keluarga. Jadikan momentun
perayaan ini sebagai saat untuk membaharui semangat dan janji untuk
menjadi:jemaat, keluarga, klasis, koordinator, atau Sinode yang menanam benuh,
membesarkan anak-anak kita dalam iman dan firman Tuhan tetapi juga mengarahkan
dan mendisiplinkan anak-anak untuk pergi ke sekolah. Ingat, Gereja (keluarga,
jemaat atau orang tua) yang mendorong anak-anaknya taa firman Tuhan dan
memperhatikan pendidikan anak-anak, gereja itulah yang menabut benih ...,"bunyi
pesan kedua.
Pesan ketiga, Benny mengajak berhenti menyebarkan,
gosip, pikiran dan cerita yang merusak. Cerita yang seperti itu dapat merusak
masyarakat dan terutama anak-anak.
"Menjadi gereja yang menabur benih berarti kita semua berubah untuk menjadi kuat dengan BERHENTI jadikan keluarga sebagai
tempat menceritakan kejelekan gereja lain, menyebar berita yang merusak hubungan dengan sesama, atau
gosip atau kebencian kepada suku, atau marga yang dulu baku perang. Kepada
semua jemaat KINGMI, kami himbau untuk hentikan kebiasaan menyebar pikiran dan
ceritera yang merusak, yang berpotensi merusak anak-anak kita yang mendengarkan
pembicaraan kita,"tulis Benny di pesan ketiga.
Pada bagian akhir pesan itu, Benny menekankan kembali
kepada jemaat untuk menabur dengan mencucurkan air mata dan berjalan maju
dengan menangis. Pesan ini disampaikan sebagaimana tercantum dalam Mazmur,
126:5,6). (MS)